Judul Asli: Doktor Proktors Prompepulver
Penulis : Jo
Nesbo
Ilustrator : Mike
Lowery
Penerbit :
Alladin - Divisi Anak Penerbit Simon & Schuster, 2010
Penerjemah :
Tiara Chaez dari bahasa Norwegia
Tebal Buku : 265
halaman
Bagi kami sekeluarga, pameran buku Big Bad Wolf di Serpong menjadi kebahagiaan tersendiri. Betapa tidak, lokasinya dekat dan mudah dijangkau dari rumah. Kemudahan itu membuat kami bisa menentukan kapan waktu yang tepat untuk berkunjung. Dua kali saya ke sana dan tidak menemui kendala yang berarti (baca: antrian panjang atau berdesakan).
Satu-satunya
kendala adalah keterbatasan dana. Kok yaaa...pameran buku itu pas dengan
rusaknya beberapa benda yang mendukung rumah tangga. Jadi, demi keberlangsungan
kehidupan domestik, kami hanya membeli buku “secukupnya” saja. Keranjang penuh
saat wira-wiri di antara tumpukan buku, dan tinggal separuhnya saat mendekati
kasir.
Bisa ditebak,
kebanyakan buku yang terbeli kemudian adalah buku anak. Orang tua terpaksa
mengalah. Kami beruntung bisa mengoleksi dua karya Jo Nesbo (56th), penulis novel
kriminal paling digemari di Norwegia yang kini merambah dunia anak.
Lisa, Nilly, dan Doktor Prokton |
Cerita bermula di Cannon Avenue, Oslo. Saat itu bulan Mei, tujuhbelas hari menjelang Hari Kemerdekaan Norwegia. Nilly yang baru saja pindah dan menempati rumah yang sebelumnya dihuni Anna, sahabat Lisa. Keramahan Nilly membuat Lisa tak kesepian lagi. Tak hanya itu, kepiawaian Nilly memainkan terompet memperkenalkannya pada Doktor Proctor.
Doktor Proctor
seorang ilmuwan. Ia sering melakukan beragam eksperimen untuk menemukan sesuatu
hal yang ia harap menjadi kebaikan bagi banyak orang. Sayang, eksperimen itu
seringkali gagal.
Bubuk Kentut
adalah salah satu temuan Doctor Proctor. Itu adalah temuan yang tidak
disengaja. Alih-alih menemukan obat untuk mengatasi demam ia malah menemukan
bubuk yang membuat seseorang buang angin tapi tak berbau sama sekali. Temuan
lainnya adalah bubuk fosfor yang bisa membuat seseorang memancarkan cahaya
hijau.
Ada dua macam
bubuk kentut Doctor Proctor, satu adalah bubuk kentut yang menyebabkan
seseorang kentut dengan kekuatan yang biasa saja. Yang lain adalah bubuk kentut
dengan kekuatan luar biasa hingga mampu membuatmu melesat tinggi hingga keluar
angkasa. Ia dinamakan Doctor’s Proctor Fartonout Powder.
Fartonout Powder membuat Nilly melesat keluar angkasa |
Nilly, Lisa, dan
Doctor Proctor berniat menjual bubuk kentut dengan kekuatan biasa saja ke
anak-anak. Mereka yakin anak-anak menyukainya. Ya, siapa tak tertawa mendengar
bunyi kentut, terlebih kentut tak bau – pasti akan menyenangkan.
Orang-orang
menyukai suara ledakan - saat perayaan hari istimewa bunyi ledakan petasan
terdengar dimana-mana. Saat itu adalah beberapa hari menjelang Hari Kemerdekaan
Norwegia, bukankah itu saat yang tepat untuk menjual bubuk kentut? Alih-alih
membunyikan petasan, orang-orang akan kentut beramai-ramai. Begitu pemikiran
Nilly, Lisa, dan Doctor Proctor. Mereka semangat. Masing-masing punya harapan
untuk apa uang yang diperoleh nanti.
Papan iklan bubuk kentut |
Bubuk kentut
ternyata laku keras pada penjualan pertama. Anak-anak menyukainya. Antrian
panjang mengular di halaman rumah Doktor Procton. Mereka senang merasakan
sensasi kentut dengan berbagai gaya dan bunyi.
Sayang rencana berikutnya tak sesuai harapan. Bubuk kentut dicuri dan Doktor Procton dilaporkan ke Polisi karena dianggap melakukan eksperimen yang membahayakan anak-anak. Nilly mengajukan diri untuk ditangkap dengan alasan ia yang membuat anak-anak menelan bubuk kentut demi menemani Doktor Procton. Mereka berdua di penjara bawah tanah.
Lisa tak masuk
penjara, tapi bukan berarti ia diam saja. Lisa menyusun strategi untuk membalas
si pencuri. Sementara itu Nilly yang cerdik mencari akal untuk kabur dari
penjara.
Petualangan Lisa
dan Nilly seru dan menegangkan. Jo Nesbo memang piawai merangkai cerita. Semua
tokoh dan semua kejadian yang semula terlihat bagai potongan-potongan puzzle di
awal cerita perlahan-lahan menyatu.
Sistem saluran
pembuangan air atau dunia bawah tanah kota Oslo yang sejak awal digambarkan ganjil
karena dihuni oleh ratus norvegicus (tikus Norwegia) dan seekor ular anakonda ternyata
bukan sekedar bumbu cerita. Mereka menguatkan petualangan saat
Nilly kabur dari penjara.
Cerita diakhiri
dengan tertangkapnya si pencuri bubuk kentut. Polisi akhirnya mendapat pemahaman
tentang siapa sebenarnya yang salah. Pemerintah tidak lagi melihat bubuk kentut
sebagai barang yang berbahaya. Mereka bahkan menggunakannya untuk memeriahkan
perayaan Hari Kemerdekaan Norwegia sebagai pengganti hilangnya satu kotak bubuk
mesiu yang diimpor dari China.
Nilly bertemu anakonda |
Untuk pertama kalinya, meriam-meriam tidak berbunyi saat perayaan Hari Kemerdekaan Norwegia. Sebagai gantinya tujuh orang penjaga Benteng Akershus, sebuah benteng yang dibangun pada abad 13 untuk melindungi Norwegia, berderet menungging. Bayangkan apa yang terjadi saat mereka menelan satu sendok bubuk kentut. Seru!
Tentang Penulis
Joe Nesbo |
Nesbo lahir dari keluarga penggemar buku. Ibunya seorang pustakawan dan ayahnya rajin membacakan banyak buku untuk Nesbo. Sehingga masa kecil Nesbo dipenuhi beragam cerita.
Sebelum menjadi penulis novel kriminal, Nesbo pernah menjadi pemain sepakbola, pemusik, dan pialang saham. Tahun 1997 novel Nesbo pertama berjudul The Bat mendapat penghargaan Riverton Prize untuk novel kriminal terbaik Norwegia. Momen itu menyadarkan Nesbo. Karya-karyanya terus lahir sejak itu dan penghargaan-penghargaan berdatangan menguatkan keberadaannya sebagai penulis handal.
Untuk mengetahui lebih lanjut tentang Nesbo dan karya-karyanya, sila klik situs resminya di sini.
Serial Doctor Procton's Fart Powder
Sejak diterbitkan pertama kali di Norwegia hingga kini seri Doktor Procton sudah ada empat judul dan semuanya sudah diterjemahkan ke bahasa Inggris yakni: Doctor’s Procton Fart Powder(2007), Doctor’s Procton Fart Powder: Bubble in the Bathub (2008), Doctor’s Procton Fart Powder: Who Cut the Cheese (2010), Doctor’s Procton Fart Powder: The Great Gold Robbery (2012).
Doctor’s Procton
Fart Powder diangkat ke layar lebar sebagai film komedi pada 2014. Jika mau lihat cuplikannya bisa mengaksesnya di kanal Youtube di sini. Tapi menurut saya, lebih seru
membaca bukunya ketimbang nonton filmnya.*